Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Pencegahan Infeksi (PI)



BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, dan nifas. World Health Organization (WHO) memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalin. Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran (WHO, 2012).
Depkes juga memiliki kebijakan Nasional dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270 Tahun 2007 mengenai pedoman manajerial Program Pencegahan Infeksi (PPI) di RS dan fasilitas pelayanan kesehatan lain, serta Keputusan Menkes Nomor 381 Tahun 2007 tentang pedoman Program Pencegahan Infeksi (PPI) di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lain. Ini menunjukkan   komitmen kuat pemerintah untuk memberi layanan bermutu pada masyarakat agar tiap rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lain dapat menjalankan program pencegahan dan pengendalian infeksi (Evy, 2009).
Pemerintah juga telah menerbitkan Kepmenkes Nomor 382 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit. Aturan ini akan dijadikan pijakan hukum untuk menerapkan standardisasi fasilitas kesehatan di rumah sakit. Pemerintah, juga telah memasukkan indikator pencegahan dan pengendalian infeksi ke dalam standard pelayanan minimal (SPM) dan bagian dari penilaian akreditasi rumah sakit. Ini menunjukkan komitmen yang kuat bagi pemerintah agar setiap rumah sakit dapat menjalankan program pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit. Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan semua unsur, mulai dari unsur pimpinan sampai kepada staf. Peran pimpinan yang diharapkan adalah menyiapkan sistem, sarana dan prasarana penunjang lainnya, sedangkan peran staf adalah sebagai pelaksana langsung dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai prosedur yang telah ditetapkan (Depkes, 2009).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen tahun 2013, jumlah angka kematian ibu (AKI), untuk ibu hamil (Bumil) 2 orang dan ibu bersalin (Bulin) 3 orang (Dinkes, 2013).
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi. yang lazim muncul. Yakni pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi, dan infeksi. Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu ( 28 persen). Persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu yang adalah eklamsia (24 persen), sedangkan persentase tertinggi ketiga penyebab kematian ibu melahirkan adalah infeksi (11persen) (SDKI, 2007).
Persalinan aman dan bersih merupakan salah satu pilar Safe Motherhood. Bersih artinya dari infeksi. Infeksi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan penyebab utama kedua dari kematian ibu dan perinatal. Di negara-negara maju, umumnya perempuan hamil dalam keadaan sehat dan bergizi baik (Prawirohardjo, 2008)
Tindakan pencegahan infeksi (PI) merupakan komponen tidak terpisah dengan tindakan-tindakan lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi, karena pencegahan infeksi (PI) merupakan aspek ke tiga yang biasa dikenal dengan nama Lima Benang Merah yang merupakan komponen paling penting dalam memberikan asuhan persalinan dan kelahiran bayi secara bersih dan aman. Kelima aspek dalam benang merah berlaku dalam penatalaksanaan persalinan mulai dari kala I sampai kala IV dan termasuk juga dalam penatalaksanaan bayi baru lahir. Pencegahan infeksi harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan jalan menghindarkan transmisi penyakit  yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur (Widyastuti, 2009).
Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang di berikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran. Angka Kematian Ibu (AKI)  di Indonesia menempati angka tertinggi di Negara Asia Tenggara (Hamidah, 2010).
Infeksi nosokomial dikenal pertama kali pada tahun 1847 oleh semmelweis dan hingga saat ini masih tetap menjadi masalah yang cukup menyita perhatian. Sejak tahun 1950 infeksi nosokomial mulai diteliti dengan sungguh-sungguh oleh berbagai negara, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Inseden infeksi nosokomial berlainan antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lainnya. Angka infeksi nosokomial yang tercatat dari beberapa negara berkisar antara 3,3% - 9,2%, artinya sekian persen penderita yang dirawat tertular infeksi nosokomial dan dapat terjadi secara akut atau secara kronis. Saat ini  angka kejadian infeksi nosokomial telah dijadikan salah satu tolak ukur untuk pelayanan rumah sakit. Izin operasianal rumah sakit bisa dicabut karena tingginya angka kejadian infeksi nosokomial, bahkan pihak asuransi tidak mau membayar biaya yang timbul akibat infeksi nosokomial sehingga pihak penderita sangat dirugikan (Darmadi, 2008).
 Pengetahuan bidan dalam hal ini sangat diperlukan, dikarenakan pencegahan infeksi (PI) merupakan tindakan yang memang harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan  yang diberikan dengan tujuan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya. Pengetahuan bidan merupakan komponen penentu dalam hal penyelamatkan ribuan nyawa manusia, karena dapat memutuskan rantai penyebaran infeksi (Sulastri, 2012).
Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinaan) harus dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi dapat bersifat Asimptomatik (tanpa gejala). Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi secara benar dan konsisten (APN, 2008)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Mulyanti mengenai Faktor Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam Asuhan Persalinan Normal di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh tahun 2008, menunjukkan bahwa 55% bidan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), namun masih ada 45% lagi yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Berdasarkan survey awal di Puskesmas Kuta Blang dengan jumlah bidan 57 orang, didapatkan fakta bahwa masih ada bidan yang melakukan tindakan pencegahan infeksi (PI) hanya dengan mengaplikasikan prinsip pencegahan infeksi (PI) secara sederhana yaitu hanya dengan merendam menggunakan alkohol sebagai desifektan, merendam dengan klorin dan merebus menggunakan dandang. Dari pemantauan terhadap 10 orang bidan di Puskesmas Kuta Blang dengan melakukan wawancara mengenai pencengahan infeksi (PI), masih ada bidan yang melakukan dekontaminasi instrument yang tidak sesuai dengan prinsip pencegahan infeksi (PI) tersebut.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Pencegahan Infeksi (PI) Di Puskesmas Kuta Blang Kabupaten Bireuen.

B.  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi adalah infeksi nosokomial.Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia, maka dari itu dapat di rumuskan permasalahannya adalah Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Bidan tentang Pencegahan Infeksi (PI) di Puskesmas Kuta Blang Kabupaten Bireuen Tahun 2014.

C.  TujuanPenelitian
1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan bidan tentang Pencegahan Infeksi (PI) di Puskesmas Kuta Blang Kabupaten Bireuen Tahun 2014.
2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui pengetahuan bidan tentang pengertian pencegahan infeksi (PI) dalam persalinan.
b.    Untuk mengetahui pengetahuan bidan tentang tujuan pencegahan infeksi (PI) dalam persalinan.
c.    Untuk mengetahui pengetahuan Bidan tentang prinsip-prinsip pencegahan infeksi (PI) dalam persalinan.
d.   Untuk mengetahui pengetahuan Bidan tentang tindakan apa saja yang termasuk kedalam pencegahan infeksi (PI) dalam persalinan.

D.  ManfaatPenelitian
1.    Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat dan menambah pembendarahaan bacaan bahan bagi pembacanya, dan juga sebagai tambahan untuk referensi bagi peneliti selanjutnya.
 
2.    Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan dan juga dapat digunakan sebagai kajian penting dalam hal keselamatan kerja sehingga insiden morbilitas maupun mortalitas dengan tidak disegaja bisa di turunkan, dan juga merupakan tambahan informasi serta info penting dalam hal keselamatan kerja.

0 Response to "Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Pencegahan Infeksi (PI)"

Post a Comment